Remaja dan AIDS

Minggu, 14 Februari 2010

Bismillahirrahmanirrahim;
Tulisan ini merupakan oleh-oleh bulan lalu sewaktu penulis menghadiri tatap muka dengan Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XIX PUSPOMAD PG MABESAD dengan Ketua Ranting 5 POM se Indonesia di Jakarta. Setelah kegiatan utama selesai, kami pikir iseng masih ada sisa waktu sebelum pulang ke Malang, penulis mengunjungi salah satu keluarga yang berada di Jakarta. Kebetulan ditempat yang sama ada kolega saudara silaturahmi ketempat yang sama dan akhirnya penulis diperkenalkan. Beliau bernama  Rina dan setelah kami bertegur sapa, rupanya ibu ini bekerja di salah satu LSM yang menangani masalah AIDS. Tanpa pikir panjang penulis langsung membuka tas ambil pulpen dan buku, inilah hasil wawancara penulis.
Ny. Hadi : Bisakah dijelaskan apa singkatan dari AIDS?  

Ibu Rina  : (Acquired Immunodeficiency Syndrome) Merupakan kondisi dimana kekebalan tubuh tidak dapat menjalankan fungsinya untuk melawan kuman penyakit yang masuk kedalam tubuh.

Ny. Hadi :
Jika Seseorang yang sudah terkena AIDS apakah lebih mudah terkena penyakit-penyakit lain?
Ibu Rina : Orang yang sudah terkena Penyakit tersebut sangat mudah akan ganguan-gangguan penyakit lain seperti penyakit infeksi yang parah bahkan jenis penyakit kanker tertentu yang tentu saja dapat berakibat buruk

Ny. Hadi  : Apa gejala awal penderita AIDS tersebut?
Ibu Rina : Tingkatan AIDS yang lebih ringan berhubungan dengan beberapa penyakit seperti demam berkepanjangan, pembengkakan kelenjar getah bening (yang biasa terdapat di leher, lipatan di ketiak, lipatan paha, lipatan belakang lutut) lelah berkepanjangan, kehilangan berat badan yang ekstrem dan diare berkepanjangan.

Ny. Hadi  : AIDS disebabkan oleh apa ?
Rina         : AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodeficiency Virus ) yakni virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia seperti di darah, cairan sperma (cairan yang berasal dari alat kelamin laki-laki), cairan Vagina (cairan yang terdapat di alat kelamin perempuan), dan air susu ibu yang sudah kena HIV/AIDS.

Dalam waktu 6-12 minggu setelah terjadinya infeksi, biasanya tubuh seseorang yang telah kena infeksi HIV akan membentuk anti bodi HIV (kekebalan terhadap HIV), masa ini disebut sebagai masa inkubasi/jendela. Sekitar 12 minggu setelah infeksi, virus HIV dapat dideteksi lewat tes darah HIV yang disebut ELISA (Enzymelinked Immunosorbent Assay). Hasil tes yang positif berarti seseorang telah terkena infeksi dan dapat menularkan virusnya kepada orang lain. Sedangkan bila hasil tesnya adalah negatif, berarti mengandung 2 arti, yaitu tidak terdapat virus HIV di dalam tubuhya, ataupun belum dapat terdeteksi karena masih dalam masa jendela/inkubasi sehingga perlu dilakukan tes ulang 3 bulan mendatang untuk memastikanya.

Penularan HIV dapat terjadi lewat :
  1. Hubungan seksual/kelamin yang tidak aman seperti berhubungan badan/berganti-ganti pasangan dengan orang yang sudah kena HIV dan tidak pakai kondom.
  2. Kontak (kena) langsung dengan darah yang sudah kena infeksi HIV.
  3. Pakai jarum suntik bergantian (tidak steril).
  4. Menerima sumbangan darah yang sudah kena infeksi HIV.
  5. Penularan dari ibu yang sudah kena infeksi HIV kepada bayinya baik ketika sedang hamil, waktu melahirkan dan ketika menyusui.
Mengapa remaja berisiko kena infeksi HIV ?
  1. Merasa tidak punya risiko/merasa tidak mudah kena. Remaja dengan karakteristiknya percaya bahwa mereka kebal terhadap penyakit, kecelakaan dan kmatian.
  2. Proses pencarian identitas/Jati Diri. Dalam masa pencarian identitas/jati diri, remaja cenderung ingin mengetahui dan merasakan banyak hal. Bila Orang tua tidak dari awal membekali remajanya dengan informasi/penjelasan yang tepat berkaitan dengan usaha perlindungan diri dari kemunkinan melakukan tindakan-tindakan yang beresiko seperti melakukan hubungan seks, penggunaan jarum suntik narkoba, miras, dan lain-lain, maka remaja tersebut menjadi sangat rentan terhadap infeksi penularan HIV/AIDS.
  3. Hubungan Seksual/Badan/kelamin sebelum waktunya. Dari angka kasus/masalah penyakit kelamin diketahui remaja adalah merupakan kelompok yang memiliki risiko/bahaya terhadap penularan Infeksi Menular Seksual (IMS). Atau yang biasa dikenal sebagai penyakit kelamin yakni penyakit yang ditularkan lewat hubungan seksual..juga banyak data menunjukkan bahwa remaja telah melakukan hubungan kelamin/badan sebelum menikah, dan hanya sedikit sekali yang melindungi dirinya dan pasangan seksnya dengan memakai kondom. Ini mengakibatkan remaja sangat mudah terkena HIV.
  4. Mulai coba-coba mengenal narkoba/Miras. Pengalaman pertama remaja berkenalan dengan narkoba maupun miras biasanya dimulai ketika mereka masih duduk dibangku SMP. Dan banyak ditemukan masalah dimana remaja sudah memakai narkoba dan miras sebelum mereka lulus dari SMA. Dari banyak penelitian ditemukan bahwa remaja pengguna narkoba yang berusia 12-17 tahun juga sudah bisa menggunakan miras. Ketika remaja mulai coba-coba berkenalan dan memakai narkoba, maka kemungkinan besar akan mengarah kepada tindakan perilaku yang berbahaya terkena infeksi HIV.
Remaja yang memiliki perilaku beresiko tinggi.
Kelompok-kelompok yang memiliki perilaku tertentu cenderung lebih mudah tertular infeksi, seperti: Remaja pengguna jarum suntik narkoba, remaja yang berasal dari keluarga penyalahguna narkoba, remaja putus sekolah, remaja tunawisma (tidak punya tempat tinggal), pekerja anak dibawah umur, remaja yang punya infeksi penyakit kelamin, remaja yang telh mengenal dan melakukan hubngan seks/badan yang tidak aman yakni berganti pasangan dengan yang punya penyakit kelamin dan tidak pakai kondom serta remajs pengguna narkoba dan miras. Kelompok remaja seperti inilah yang menjadi jembatan penularan antara orang dewasa yang sudah terkena HIV dengan remaja yang belum terkena infeksi.
Pendidikan bagi Remaja
Sebagai orang tua, kita perlu membekali remaja dengan pendidikan mengenai HIV/AIDS yang terdiri dari :
  1. Apa itu HIV/AIDS
  2. Bagaimana Penularannya
  3. Bagaimana Pencegahannya 
  4. Siapa yang beresiko 
  5. Perilaku apa yang dapat menghindari remaja dari infeksi HIV.
Dibawah ini merupakan rekomendasi yang dapat dilakukan untuk membekali anak-anak tentang HIV :
  1. Awal pendidikan di SD-penjelasan dasar tentang HIV untuk mengurangi ketakutan yang tidak perlu tentang infeksi.
  2. Akhir pendidikan di SD- informasi lebih khusus tentang bagaimana HIV dapat menular dan tidak menular.
  3. SMP/SMA-penjelasan dimodifikasi dengan perilaku yang meningkatkan bahaya kena HIV.
Tantangan pencegahan HIV bagi remaja adalah sama dengan tantangan yang dihadapi untuk mencegah penyakit kelamin dan mengembangkan perilaku gaya hidup yang sehat dimasyarakat umum.
Sangat penting bila remaja dilibatkan bersama orang tua dalam meranvang program pendidikan yang berfokus pada perilaku tindakan peraktis perlindungan diri daripada sekedar menawarkan informasi/penjelasan saja. Program yang berhasil akan membantu remaja mengembangkan keterempilan berkomunikasi, mampu dengan tegas menolak ajakan melakukan tindakan-tindakan/berprilaku yang memiliki resiko terkena penularan HIV. Juga dengan demikian kita dapat menunjukkan kepada remaja bagaimana mendapatkan informasi/penjelasan dan sumber-sumber yang benar. 

Wassalam; 
Kartini Hadi Santoso;

0 komentar:

Posting Komentar